Daerah  

Festival Pesona Raja 4 Dan Suling Tambur,DiHadiri Grup Suling Tambur Kofiau,2023.

[cvw_social_links]

Raja Ampat.jurnalkofiautv.com.Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, memiliki sejuta pesona wisata. Selain terkenal karena keindahan bentangan alamnya, kabupaten yang dijuluki sebagai surga yang jatuh ke bumi tersebut memiliki beragam pesona budaya. Salah satunya adalah seni budaya suling tambur.

Untuk melestarikan warisan leluhur tersebut, Pemda Raja Ampat Bersama Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya menggelar festival Pesona Raja Ampat dan Suling Tambur yang dilaksanakan di Kabupaten Raja Ampat (kota waisai),Rabu-jumat (18-20 Oktober 2023).

Festival yang dihadiri Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati, SE.,M.Pd; Wakil Bupati Orideko I.Burdam, S.IP, M.Ec, Dev, dan Forkopimda Raja Ampat, juga Gubernur Papua Barat Daya Bersama Kadispar Papua Barat Daya dan ratusan warga masyarakat perwakilan 24 distrik di Raja Ampat.

24 Grup Suling Tambur ini menampilkan Gaya Pukulan tambur/tifa dan bunyi suling berkhas tersendiri di kampung masing-masing,salah satunya Distrik Kofiau.

“Kofiau adalah sebuah pulau di Kepulauan Raja Ampat, di Papua Barat Daya, Indonesia. Pulau ini terutama mengangkat batu kapur karang dengan beberapa bukit vulkanik, ditutupi hutan rendah. Pulau ini adalah rumah bagi kingfisher surga Kofiau endemik dan raja Kofiau.

Pulau Kofiau adalah salah satu pulau yang ada di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya.

“Lahan seluas 16.676 Hektare di Pulau Kofiau ditutupi oleh terumbu karang. Pembagian administratif di Pulau Kofiau terbagi menjadi 5 desa yaitu Desa Deer, Desa Mikiran,Desa Dibalal, Desa Awat, dan Desa Toloby. Pulau Kofiau seluas 170.000 Hektare. Topografi Pulau Kofiau terdiri dari tebing batu kapur koral dan jejeran bukit vulkanik. Sekeliling pulau membentuk ekosistem hutan hujan tropika. Di kawasan hutan Pulau Kofiau hidup dua jenis burung endemik yaitu Kofiau Kahicap dan Cekakak Pita Kofiau. Perairan di sekitar Pulau Kofiau dijadikan sebagai tempat pariwisata laut dan olahraga air berupa selam bebas dan selancar. Permukaan tanah di pesisir Pulau Kofiau berupa pasir putih.

“Penduduk Pulau Kofiau merupakan Suku Beteu (Beser) yang termasuk salah satu keturunan dan kelompok etnis dari Suku Biak. Mata pencaharian penduduk Pulau Kofiau sebagian besar adalah nelayan dan petani kopra.

Penulis sebagai anak kampung Deer, Distrik Kofiau, Kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat Daya, saat ini Penulis Rindu Kampung Halaman, tetapi Apalah daya.
Diri ini kini terbelenggu kesibukan jauh di tanah seberang( Daerah istimewah Yogyakarta Tempat Studiku),Melanjutkan Kuliah Di Jurusan Teknik perminyakan Di Kampus Tercinta Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.menyusuri nasib sebagai pendatang di negeri orang. Rindu lama ingin terulang, sayang badan belum mampu balik ke kampung halaman( Kofiau Tercinta).

mama, Bapak( Almarhum) dan sudara-sudariku, doakan aku segera pulang. Bertamasya di Kepulauan Kofiau tercinta dan Menghasa Dipesisir Pantai Yang indah dan terposana, mendaki gunung Kofiau membawa siri pinang dan makan di atas gunung sambil memandang ke laut pesisir Kofiau Yang indah.

Nostalgia ini mengajak aku mencintai tanah persada Rindu kampung halaman, rindu sejati diri akan tanah kelahiran.

Aku pasti pulang.[ Aleksander Umpain]

Saksikan video suling Tambur Di bawah ini! 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *