JOGJA.Jurnalkofiautv.com-Sebanyak 28 mahasiswa baru asal Raja Ampat, Papua Barat Daya yang mendapatkan beasiswa afirmasi mengalami kelaparan dan penunggakan pembayaran kos karena beasiswa yang dijanjikan Pemda tak kunjung cair dibayarkan, Senin (11/12/2023).
Dalam Deritanya 28 Mahasiswa Raja Ampat di Yogyakarta yang Dibiayai Dinas Pendidikan Raja Ampat ini mereka menunggu tanggapan Dinas Pendidikan Raja Ampat secepatnya, Bukan dengan janji Manis madu tetapi Mereka Butuh Kepastian Hari apa uang mereka dicairkan.
Kondisi tak menentunya pencairan beasiswa ini mengganggu kuliah para mahasiswa asal Papua Barat Daya itu. Seorang mahasiswa yang minta disebut inisialnya M mengaku sering menahan lapar saat belajar di kampusnya.
“Sangat tidak nyaman sekali, kami seiring menahan lapar untuk tetap melanjutkan kuliah di Jogja. Kami dijanjikan akan dibayarkan beasiswa itu cair pada Desember 2023 ini, tapi ternyata pencairannya tahun depan hal ini sangat memprihatinkan,” jelasnya.
Masalah ketidakjelasan pembayaran beasiswa ini dilaporkan oleh Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua (IPMAPA) ke Ombudsman RI Perwakilan (ORI) DIY. “Kami laporkan masalah ini karena ada dugaan pelanggaran layanan publik yang dilakukan Dinas Pendidikan Raja Ampat dari program beasiswa yang diterima 28 mahasiswa ini,” kata Sekretaris Jenderal IPMAPA DIY Irto Mamoribo.
Irto menjelaskan program beasiswa ini tak jelas dimana janji utamanya adalah membiayai kuliah para mahasiswa Raja Ampat sampai wisuda. Anehnya, syarat mendapat beasiswa ini para penerimanya harus membayar Rp5 juta terlebih dahulu.
“Beasiswa ini janggal, mereka diminta bayar Rp.5000.000-00 juta entah untuk apa. Tapi dijanjikan biaya pendidikan dan biaya hidup ditanggung pemerintah, tapi tidak jelas sumber pendanaanya seperti apa,” terang Irto.
Program beasiswa ini bahkan dinamai dengan tiga nama berbeda. “Awalnya beasiswa Kartu Indonesia Pintar, lalu beasiswa Wakil Bupati Raja Ampat, kemudian beasiswa program kontrak kerja sama Pemda dan kampus swasta tempat mereka berkuliah,”ungkapnya.
Padahal program beasiswa Kartu Indonesia Pintar dapat diakses langsung oleh mahasiswa tanpa perlu peran Pemda, sedangkan program kontrak kerja sama sendiri belum ada perjanjiannya antara kampus swasta tersebut dengan Pemda Raja Ampat. “Tuntutan kami agar Pemda Raja Ampat segera mengatasi masalah ini dan tidak membiarkan mahasiswa terkatung-katung di Jogja karena semuanya dari kalangan ekonomi bawah, orang tua di Papua juga terbatas untuk membiayainya,” Imbuhnya.
[ Alex Umpain]
Simak Penjelasan Beasiswa yang Tak Kunjung Cair dibawah ini 👇👇
Pengurus Mahasiswa Raja Ampat Di Manokwari👇👇
https://youtu.be/Equr3Mf83D8?si=uISlgTiAhZiCibM6